Points to Ponder:

What is necessary to change a person is to change his awareness of himself. (Abraham Maslow)



Kamis, 20 Januari 2011

MOTIVASI BELAJAR


Tutut Guntari
Kalau kita punya impian berlibur ke Borobudur, kita harus punya motivasi kuat untuk benar-benar pergi ke sana. Selagi impian kita kuat, kita akan rajin menabung, merencanakan segala sesuatunya, dan akhirnya ketika waktunya tiba kita naik bis atau mobil menuju Borobudur. Di sinilah impian kita terwujud. Kalau kita hanya berkhayal saja, mana mungkin kita bisa berlibur ke Borobudur?
 Memang mungkin saja kita suatu saat tiba di Borubudur meski motivasi kita kurang kuat. Namun toh itu mengalir bersama waktu, tatkala ada orang lain yang mendorong kita pergi ke Borobudur, mungkin sesuai rencana orang lain itu. Kita hanya mengikutinya. Andaikata tiada orang lain ini, barangkali keinginan kita pergi ke Borobudur hanya “menggantung di atas awan.”

Dari ilustrasi di atas,  kita memahami pentingnya motivasi. Ya, banyak orang memiliki impian dalam hidupnya, namun tak banyak orang yang bermotivasi kuat untuk mewujudkan impiannya itu. Padahal, kekuatan motivasi kita sangat menentukan perwujudan impian kita. Tanpa motivasi kuat, impian mungkin akan tinggal impian belaka, atau jika terwujud, memakan waktu tak terhingga.

Mengapa motivasi sangat menentukan terwujudnya impian kita? Kalau kita punya motivasi kuat, kita akan memasang target, dan target itu akan kita terjemahkan ke dalam rencana-rencana yang bagus. Kemudian, rencana-rencana itu akan kita lakoni dengan tertib untuk mencapai target yang kita tetapkan. Andaikata ada kendala, dengan motivasi kuat, kita akan mengatasinya dengan cerdas dan lapang dada.

Demikian pula kalau kita belajar. Setiap manusia harus selalu belajar dan belajar, karena memang tiada manusia yang sempurna yang tiba-tiba pintar tanpa melalui proses belajar. Dan untuk belajar dengan impian prestasi yang bagus kita harus membekali diri dengan motivasi belajar yang kuat. Tanpa motivasin kuat, prestasi kita bisa amburadul.

Motivasi memang bisa tumbuh akibat dorongan guru, teman, atau orang tua kita. Namun, motivasi eksternal ini tidaklah sekuat motivasi yang kita tanamkan sendiri (motivasi internal). Karena itu, marilah kita tanamkan motivasi internal ini kuat-kuat, syukurlah kalau ada juga motivasi dari pihak lain.

Taruhlah kita punya impian menjadi juara kelas. Maka motivasi itu kita tanamkan dalam diri sendiri dengan pernyataan semisal “Aku harus menjadi juara kelas!”.  Kata “harus” ini harus tertancap kuat dan mengakar di dalam pikiran dan hati kita, jangan diganti hanya dengan kata “ingin”. Kata “harus” itu mengandung arti suatu kewajiban, dan kewajiban haruslah dilakukan, bukan?

Semboyan “Aku harus menjadi juara kelas!” perlu kita terjemahkan ke dalam target-target kecil. Maksudnya, kita harus mencetak nilai yang terbaik untuk seluruh mata pelajaran yang kita ikuti, dengan pemahaman yang terbaik pula. Dan untuk mencetak nilai terbaik, kita juga harus mengikuti pelajaran dengan baik, mengerjakan tugas dengan baik, dan belajar di rumah sebaik-baiknya.

Ini bukan berarti bahwa kita harus memelototi buku pelajaran setiap waktu. Bukan sama sekali! Kita justru harus cerdas dan bijaksana membagi waktu, kapan belajar dan kapan bermain atau bergaul dengan keluarga dan teman-teman. Yang kita pentingkan bukan hanya jumlah jam belajar, melainkan juga kualitas atau mutu belajar kita. Kuncinya, ketekunan dan kerutinan sesuai manajemen waktu yang kita atur sendiri!

Musuh besar bagi motivasi belajar kita adalah kemalasan dan sikap menunda belajar. Sering kemalasan mengancam kita sewaktu kita menghadap buku pelajaran. Apalagi acara-acara TV (entah sinetron “Munajat Cinta” atau gelar “Indonesian Idol”) suka menggoda kita. Juga godaan “ber-sms-an ria” dengan teman, kadang menyita waktu. Akibatnya, kita kadang terlena dan menjadi malas belajar atau menunda belajar.

Ada ungkapan yang bagus untuk hal ini. Never put off till tomorrow what you can do today. (Jangan tunda hingga besok apa yang dapat kaulakukan hari ini.) Barangkali ungkapan ini sangat bagus kita ambil dan terapkan dalam proses belajar kita. Meski sedikit-sedikit, kita perlu selalu belajar setiap hari. Bukankah sedikit-sedikit itu akhirnya akan menjadi bukit?

Maka, kalau kita memiliki motivasi belajar kuat, kita jadwalkan menonton TV atau bermain pada waktu-waktu tertentu, dan selebihnya kita manfaatkan untuk belajar dengan giat. Bahkan, kita bisa menjadwalkan waktu tertentu untuk belajar kelompok, dimana kita bisa bergaul dengan teman dan sekaligus belajar bersama.

Singkat kata,  kita harus tanamkan dan tumbuhkan motivasi belajar membara di dalam diri kita. Motivasi bisa diibaratkan sebagai motor penggerak bagi sepeda motor atau mobil kita. Dengan motivasi belajar ini, kita memiliki tenaga penggerak, dan kita perlu melakoni proses belajar dengan suka-cita untuk meraih impian yang kita tetapkan.

Dengan motivasi yang kuat, jika ada kendala atau kesulitan belajar, kita akan menganggapnya sebagai tantangan yang harus diatasi dengan semangat tinggi, kita akan berfokus bukan pada kendalanya malainkan pada bagaimana solusinya. Orang yang mengejar impian, memang, harus lebih focus pada solusi atas setiap kendala yang dihadapinya.

Sekarang, marilah renungkan puisi Langston Hughes, seorang penyair Afro-Amerika, berikut ini:
Hold fast to dreams
For if dreams die
Life is a broken-winged bird
That cannot fly.
Hold fast to dreams
For when dreams go
Life is a barren field
Frozen with snow.
(Artinya: Pegang erat  impian, sebab jika impian mati, hidup adalah burung berpatah sayap, yang tak kuasa terbang. Pegang erat impian, sebab saat impian sirna, hidup adalah ladang tandus, membeku bersama salju.)

Nah, impian apakah yang kita miliki dalam menuntut ilmu? Impian kita tak mungkin jatuh dari langit. Ia harus kita tanamkan kuat-kuat dalam pikiran dan hati, kita rebut dengan target-target jelas, kita perjuangkan dengan langkah-langkah jelas, dan kita wujudkan dengan strategi yang cerdas. Dan untuk semua itu, motivasi belajar kita harus kuat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar